A. TUJUAN :
Mengetahui jarak dan adanya bintik buta.
B. LANDASAN TEORI :
Kemampuan sistem penglihatan untuk mengetahui
susunan ruang pandang penglihatan, yaitu, untuk mendeteksi bentuk obyek,
kecemerlangan masing-masing bagian obyek, pembuatan bayangan, dan sebagainya
tergantung pada fungsi korteks penglihatan primer. Daerah ini terutama
terletak pada fisura kalkarina yang secara bilateral terdapat pada permukaan
medial masing-masing korteks oksipitalis. Pada setiap titik pada pandangan
penglihatan, tempat terdapat perubahan dari gelap keterang atau dari terang
kegelap, daerah korteks primer penglihatan yang sesuai terangsang.
Intensitas perangsangan ditentukan oleh selisih kontras. Yaitu, makin
nyata batas kontras dan makin besar selisih intensitas antara daerah terang dan
gelap, makin besar. Jadi, bentuk kontras pada pandangan penglihatan
dikesankan pada neuron korteks penglihatan, dan bentuk ini mempunyai orientasi
ruang yang secara kasar sama seperti bayangan retina (Guyton, 1988).
Mata berbagai kelompok vertebrata berbeda dalam
adaptasi untuk melihat dalam air, di udara dan di bawah cahaya dengan
intensitas yang berbeda, tetapi ciri-ciri utamanya sama. Analogi antara
mata vertebrata dan kamera adalah sempurna. Mata mempunyai lensa yang
dapat difokuskan untuk jarak yang berbeda-beda, suatu diafragma (iris) yang
mengatur lubang cahaya (pupil) dan kepekaan cahaya retina yang terletak di
bagian belakang mata dan sama dengan film pada kamera (Villee, 1999).
Mata manusia berbentuk agak bulat. Mata
tersebut dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan. Lapisan luar,
yaitu lapisan sklera, sangat kuat. Lapisan tengah mata, yaitu lapisan
koroid, amat berpigmen dan melanin dan sangat banyak berpembuluh darah. Lapisan
ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di
dalam mata. Lapisan dalam mata ialah retina. Retina terdiri atas
reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu batang dan kerucut (Kimbal, 1983).
Retina adalah lapisan saraf pada mata, yang
terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang dan
kerucut. Semuanya termaksuk dalam kontraksi retina, yang merupakan
jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf dari luar menuju
diskus optik, yang merupakan titik dimana saraf optik meninggalkan biji
mata. Titik ini disebut titik buta, oleh karena tidak mempunyai
retina. Bagian yang paling peka adalah maluka yang terletak tepat
eksternal terhadap diskus optik persis berhadapan dengan pusat pupil (Pearce,
1999).
Benda yang terkena cahaya
akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan ke aqeus humor,
pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk ke
bagian bintik kuning retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel
kerucut sebagai fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan
mengubahnya menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian
belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus oksipitalis ini
terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda
Pembiasan cahaya dari suatu
benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik
kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai
sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik
meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan
suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut
jatuh di bagian bintik buta pada retina
C.
ALAT DAN BAHAN :
-kertas
manila putih
-penggaris
kayu/besi/pelastik sepanjang 1 meter
-spidol
atau pulpen
-alat
tulis
D.
LANGKAH KERJA :
-Sediakan
kertas manila ukuran lebar 3 cm dan panjang 14 cm
-Buatlah
tanda . dan x pada kertas tersebut dengan jarak 10 cm
-Pegang
kertas tersebut dengan tangan kiri sepanjang tangan (50 cm)
-Pusatkan
pandangan mata kiri pada tanda x dan tutup mata kanan
-Dengan
mata kiri tetap terpusat pada x, dekatkan kertas kea rah mata secara perlahan
hingga tanda titik hilang dan kemudian tampak kembali
-Ukur
dan catat dalam table pada jarak berapa tanda titik hilang dan pada jarak
berapa titik tampak kembali
-Balik
letak x dan lakukan prosedur diatas dengan mata kanan sebanyak 3x pengulangan
E.
HASIL PENGAMATAN :
Ulangan
|
Mata kanan
ditutup
|
Mata kiri ditutup
|
||
Jarak pada waktu
tanda (+) hilang
|
Jarak pada waktu
tanda (+) tampak
|
Jarak pada waktu
tanda (o) hilang
|
Jarak pada waktu
tanda (o) tampak
|
|
1
|
45
|
29,5
|
42
|
46
|
2
|
46
|
29
|
41
|
48
|
3
|
44
|
31,5
|
44
|
47
|
Jumlah
|
135
|
90
|
127
|
141
|
Rata-rata
|
45
|
30
|
42,33
|
47
|
F.
PEMBAHASAN :
Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi
sebagai penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan
tersebut adalah indra. Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai
penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang
membentuk system saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan
ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf. Efektor adalah
bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar
endokrin dan kelenjar eksokrin).
Ketiga hal ini mempengaruhi sangat besar
pada system kerja dan kordinasi mata. Bintik buta yaitu merupakan suatu bagian
dari mata yang berfungsi sebagai daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian
dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang.
Saat kita tidak dapat melihat suatu obyek pada
jarak tertentu, maka itulah jarak titik buta. Setiap individu mempunyai jarak
bintik buta yang berbeda dengan individu lainnya saat melihat obyek.
Sebagaimana kita ketahui bersama semua impuls saraf yang dibangkitkan oleh
batang dan kerucut. Sel batang dan kerucut merupakan bagian retina yang
mampu menerima rangsang sinar tak berwarna (sel batang) dan mampu menerima
rangsang sinar kuat dan berwarna (sel kerucut).
Sel batang dan kerucut ini berjalan kembali
ke otak melalui neuron dalam saraf optik, oleh karena itu obyek dapat ditebak
bentuknya. Tidak terlihatnya obyek dengan jarak tertentu disebabkan karena pada
bagian retina terdapat suatu titik tempat kira-kira satu juta neuron bertemu
pada saraf optik, tidak terdapat sel batang dan kerucut. Titik inilah
yang disebut titik buta, dimana seseorang tidak dapat melihat obyek pada jarak
tertentu.
Terdapat perbedaan jarak hilangnya tanda
lingkaran pada waktu pengamatan. Secara keseluruhan, rata-rata hasil
menunjukkan perbedaan jaraknya hanya sedikit.
Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak
tertentu, karena pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian
bintik buta pada retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu
benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam
melihat benda antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila
rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik
dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat benda
kurang baik.
Jarak bintik buta pada mata kanan kiri manusia
rata-rata adalah sama. Bayangan benda tidak terlihat pada jarak tertentu,
karena pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada
retina karena cahaya yang jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang
dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang
akhirnya menyebabkan tidak terjadinya kesan melihat. Sebaliknya, jika pembiasan
cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina,
maka bayangan benda akan terlihat.
Pada percobaan yang telah
dilakukan, posisi bintik buta mata kanan dan kiri berbeda. Pada jarak tertentu,
benda terlihat dan pada jarak tertentu benda tidak terlihat. Ketika benda tidak
terlihat pada jarak tertentu, hal ini disebabkan oleh pembiasan cahaya dari
benda tersebut jatuh dibagian bintik buta pada retina yang cahayanya jatuh pada
bagian yang tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls
yang diteruskan ke saraf optik. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu
benda jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka benda dapat terlihat.
Bintik buta ini
dapat dipengaruhi karena seseorang mengkonsumsi rokok. Seperti yang kita
ketahui kalau rokok bila dikonsumsi banyak menyebabkan penyakit berbahaya.
Salah satunya ialah bertambahnya jarak bintik buta yang kita punya
G. KESIMPULAN :
Jarak bintik buta
pada mata kanan kiri manusia rata-rata adalah sama. Pada percobaan yang telah
dilakukan, posisi bintik buta mata kanan dan kiri berbeda. Perbedaan yang
terjadi tidak terlalu besar jaraknya. Jadi ada suatu titik dimana mata
kita tidak dapat memfokuskan atau melihat benda dengan jelas sehingga benda
tersebut menjadi tidak terlihat.
H.
DAFTAR PUSTAKA :
Guyton, 1988. Fisiologi Manusia dan Mekanisme
Penyakit. EGC Kedokteran.Jakarta.
Kimball, John W. 1983. Biologi. Jilid 2.
Ed ke-5. Terjemahan Siti Soetarmi Tjitrosomo & Nawangsari sugiri.
Erlangga.Jakarta.
Pearce, C Evelyn. 1999. Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta.
Villee, Claude A., dkk. 1999. Zoologi Umum.
Jilid I. Ed ke-6. Terjemahan Nawangsari sugiri. Erlangga.Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar