Minggu, 15 Juni 2014

ADANYA BINTIK BUTA



A.      TUJUAN                       :
Mengetahui jarak dan adanya bintik buta.
B.      LANDASAN TEORI       :
Kemampuan sistem penglihatan untuk mengetahui susunan ruang pandang penglihatan, yaitu, untuk mendeteksi bentuk obyek, kecemerlangan masing-masing bagian obyek, pembuatan bayangan, dan sebagainya tergantung pada fungsi korteks penglihatan primer.  Daerah ini terutama terletak pada fisura kalkarina yang secara bilateral terdapat pada permukaan medial masing-masing korteks oksipitalis.  Pada setiap titik pada pandangan penglihatan, tempat terdapat perubahan dari gelap keterang atau dari terang kegelap, daerah korteks primer penglihatan yang sesuai terangsang.  Intensitas perangsangan ditentukan oleh selisih kontras.  Yaitu, makin nyata batas kontras dan makin besar selisih intensitas antara daerah terang dan gelap, makin besar.  Jadi, bentuk kontras pada pandangan penglihatan dikesankan pada neuron korteks penglihatan, dan bentuk ini mempunyai orientasi ruang yang secara kasar sama seperti bayangan retina (Guyton, 1988). 
Mata berbagai kelompok vertebrata berbeda dalam adaptasi untuk melihat dalam air, di udara dan di bawah cahaya dengan intensitas yang berbeda, tetapi ciri-ciri utamanya sama.  Analogi antara mata vertebrata dan kamera adalah sempurna.  Mata mempunyai lensa yang dapat difokuskan untuk jarak yang berbeda-beda, suatu diafragma (iris) yang mengatur lubang cahaya (pupil) dan kepekaan cahaya retina yang terletak di bagian belakang mata dan sama dengan film pada kamera (Villee, 1999).
Mata manusia berbentuk agak bulat.  Mata tersebut dibalut oleh tiga lapis jaringan yang berlainan.  Lapisan luar, yaitu lapisan sklera, sangat kuat.  Lapisan tengah mata, yaitu lapisan koroid, amat berpigmen dan melanin dan sangat banyak berpembuluh darah.  Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas cahaya yang menyimpang di dalam mata.  Lapisan dalam mata ialah retina.  Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu batang dan kerucut (Kimbal, 1983).
Retina adalah lapisan saraf pada mata, yang terdiri dari sejumlah lapisan serabut, yaitu sel-sel saraf, batang dan kerucut.  Semuanya termaksuk dalam kontraksi retina, yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan  impuls saraf dari luar menuju diskus optik, yang merupakan titik dimana saraf optik meninggalkan biji mata.  Titik ini disebut titik buta, oleh karena tidak mempunyai retina.  Bagian yang paling peka adalah maluka yang terletak tepat eksternal terhadap diskus optik persis berhadapan dengan pusat pupil (Pearce, 1999).
Benda yang terkena cahaya akan membiaskan cahayanya melalui kornea dan diteruskan ke aqeus humor, pupil, lensa mata, vitrous humor, kemudian retina. Cahaya yang masuk ke bagian bintik kuning retina akan mengenai sel-sel batang dan kerucut. Sel kerucut sebagai fotoreseptor yang peka cahaya akan menangkap rangsang dan mengubahnya menjadi impuls yang dihantarkan ke saraf optik ke otak besar bagian belakang (lobus oksipitalis). Pada lobus oksipitalis  ini terjadi asosiasi berupa kesan melihat benda
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina

C.      ALAT DAN BAHAN       :
-kertas manila putih
-penggaris kayu/besi/pelastik sepanjang 1 meter
-spidol atau pulpen
-alat tulis

D.     LANGKAH KERJA          :
-Sediakan kertas manila ukuran lebar 3 cm dan panjang 14 cm
-Buatlah tanda . dan x pada kertas tersebut dengan jarak 10 cm
-Pegang kertas tersebut dengan tangan kiri sepanjang tangan (50 cm)
-Pusatkan pandangan mata kiri pada tanda x dan tutup mata kanan
-Dengan mata kiri tetap terpusat pada x, dekatkan kertas kea rah mata secara perlahan hingga tanda titik hilang dan kemudian tampak kembali
-Ukur dan catat dalam table pada jarak berapa tanda titik hilang dan pada jarak berapa titik tampak kembali
-Balik letak x dan lakukan prosedur diatas dengan mata kanan sebanyak 3x pengulangan

E.      HASIL PENGAMATAN  :

Ulangan
Mata kanan ditutup
Mata kiri ditutup
Jarak pada waktu tanda (+) hilang
Jarak pada waktu tanda (+) tampak
Jarak pada waktu tanda (o) hilang
Jarak pada waktu tanda (o) tampak
1
45
29,5
42
46
2
46
29
41
48
3
44
31,5
44
47
Jumlah
135
90
127
141
Rata-rata
45
30
42,33
47



F.       PEMBAHASAN :
Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indra. Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk system saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga yang membawa pesan dari pusat saraf. Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin).
            Ketiga hal ini mempengaruhi sangat besar pada system kerja dan kordinasi mata. Bintik buta yaitu merupakan suatu bagian dari mata yang berfungsi sebagai daerah tempat saraf optik meninggalkan bagian dalam bola mata dan tidak mengandung sel konus dan batang. 
Saat kita tidak dapat melihat suatu obyek pada jarak tertentu, maka itulah jarak titik buta. Setiap individu mempunyai jarak bintik buta yang berbeda dengan individu lainnya saat melihat obyek. Sebagaimana kita ketahui bersama semua impuls saraf yang dibangkitkan oleh batang dan kerucut.  Sel batang dan kerucut merupakan bagian retina yang mampu menerima rangsang sinar tak berwarna (sel batang) dan mampu menerima rangsang sinar kuat dan berwarna (sel kerucut).
 Sel batang dan kerucut ini berjalan kembali ke otak melalui neuron dalam saraf optik, oleh karena itu obyek dapat ditebak bentuknya. Tidak terlihatnya obyek dengan jarak tertentu disebabkan karena pada bagian retina terdapat suatu titik tempat kira-kira satu juta neuron bertemu pada saraf optik, tidak terdapat sel batang dan kerucut.  Titik inilah yang disebut titik buta, dimana seseorang tidak dapat melihat obyek pada jarak tertentu.
Terdapat perbedaan jarak hilangnya tanda lingkaran pada waktu pengamatan. Secara keseluruhan, rata-rata hasil menunjukkan perbedaan jaraknya hanya sedikit.
Bayangan suatu benda tidak nampak pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina. Bayangan akan nampak jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina. Kejelasan mata dalam melihat benda antara orang yang satu dengan yang lain pasti berbeda. Apabila rata-rata frekuensi kecil maka kejelasan mata dalam melihat benda masih baik dan apabila rata-rata frekuensi besar maka kejelasan mata dalam melihat benda kurang baik.
Jarak bintik buta pada mata kanan kiri manusia rata-rata adalah sama. Bayangan benda tidak terlihat pada jarak tertentu, karena pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh di bagian bintik buta pada retina karena cahaya yang jatuh pada bagian ini tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik yang akhirnya menyebabkan tidak terjadinya kesan melihat. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka bayangan benda akan terlihat.
Pada percobaan yang telah dilakukan, posisi bintik buta mata kanan dan kiri berbeda. Pada jarak tertentu, benda terlihat dan pada jarak tertentu benda tidak terlihat. Ketika benda tidak terlihat pada jarak tertentu, hal ini disebabkan oleh pembiasan cahaya dari benda tersebut jatuh dibagian bintik buta pada retina yang cahayanya jatuh pada bagian yang tidak mengenai sel-sel batang dan kerucut sehingga tidak ada impuls yang diteruskan ke saraf optik. Sebaliknya, jika pembiasan cahaya dari suatu benda jatuh di bagian bintik kuning pada retina, maka benda dapat terlihat.
Bintik buta ini dapat dipengaruhi karena seseorang mengkonsumsi rokok. Seperti yang kita ketahui kalau rokok bila dikonsumsi banyak menyebabkan penyakit berbahaya. Salah satunya ialah bertambahnya jarak bintik buta yang kita punya

G.     KESIMPULAN               :
Jarak bintik buta pada mata kanan kiri manusia rata-rata adalah sama. Pada percobaan yang telah dilakukan, posisi bintik buta mata kanan dan kiri berbeda. Perbedaan yang terjadi tidak terlalu besar jaraknya. Jadi ada suatu titik dimana mata kita tidak dapat memfokuskan atau melihat benda dengan jelas sehingga benda tersebut menjadi tidak terlihat.

H.     DAFTAR PUSTAKA           :
Guyton, 1988. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC Kedokteran.Jakarta. 
Kimball, John W. 1983. Biologi. Jilid 2. Ed ke-5. Terjemahan Siti Soetarmi Tjitrosomo & Nawangsari sugiri. Erlangga.Jakarta. 
Pearce, C Evelyn. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta. 
Villee, Claude A., dkk. 1999. Zoologi Umum. Jilid I. Ed ke-6. Terjemahan Nawangsari sugiri. Erlangga.Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar